Setelah melalui sekian banyak
asam garam kehidupan (lebai), akhirnya sekarang aku setuju banget dengan
pendapat : “ Proses itu lebih penting daripada hasil. Ketika kamu bisa
melewati proses nya dengan baik, maka hasil yang baik / memuaskan nantinya juga
akan mengikuti. “ Manusia selalu mengharapkan hasil yang baik, tapi
terkadang harapan itu tidak tercapai. Lalu apa yang dapat dilakukan seseorang
ketika berada di titik kegagalan itu? Apa harus terpuruk? Tidak. Orang itu harus
belajar dari proses yang telah dia lewati. Memperbaiki apa saja kesalahan yang
telah dia lakukan dalam bagian proses itu. Sehingga nanti nya dia tidak akan
mengalami kegagalan yang sama untuk kedua kali nya karena : Gagal adalah berhasil menemukan satu cara
untuk gagal.
sumber : google
Semester tiga aku mendapatkan nilai C untuk mata kuliah Akuntansi
Manajemen (Akmen). Kenapa? Karena materi untuk UAS terlalu banyak yaitu 9 bab.
Alhasil aku bener2 ngerasa kewalahan untuk mempelajari materi sebanyak itu
dalam waktu semalam. Dan parahnya lagi, soal yang keluar menggunakan bahasa
inggris. Zonk! Seketika itu juga aku berubah jadi blank, ga bisa ngerjain satu
soal pun. Jadi aku merasa sangat pantas jika akhirnya aku mendapat nilai C.
Walaupun akhirnya aku tetap menangis (maklum, ini adalah pertama kalinya dapat
nilai C) dan sesegera mungkin, siang itu, setelah nilai Akmen keluar, aku
langsung sms Ibu mengabarkan tentang kabar duka ini, meminta maaf karena telah
membuatnya kecewa.
Semester empat, ada mata kuliah SPM (Sistem Pengendalian Manajemen)
yaitu mata kuliah lanjutan dari Akmen. Aku bertekad bahwa aku tidak akan
mengambil dosen Akmen itu lagi. Karena aku merasa, toh beliau ngajar ngalur ngidul, materi ga jelas, sekali nya UAS
bahannya seabrek, dan parahnya AKU UDAH NGECEWAIN ORANG TUA KU DENGAN NILAI C
(ceritanya masih dendam). Akhirnya aku nekad buat ngambil Bu Andri. Kata
anak-anak dosennya pelit nilai, keaktifan dikelas sangat memberikan pengaruh
terhadap nilai akhir dan tiap pertemuan SELALU diadakan pre-test dan post-test
(yang artinya tiap minggu harus mau belajar untuk materi yang akan dibahas
minggu depan). Oke nggak papa. Bismillah aja. Semoga bisa dapat nilai A.
Setiap minggu aku mati-matian
belajar untuk materi minggu depan, padahal temen-temen sekelasku lumayan banyak
yang nyante ga belajar. Di kelas pun aku berusaha untuk mengikuti jalannya
diskusi dan memberikan pertanyaan jika memang ada materi yang kurang paham.
Jadi setelah mata kuliah selesai, rasanya bener-bener paham materi yang dibahas
di tiap pertemuan. Istilah jawa nya : materi
nya udah nglotok banget . Dan Alhamdulillah sewaktu UTS dan UAS aku ga
ngerasa kewalahan lagi. Nilai akhirnya? Aku dapet nilai A!!! :))
Yap! Nikmati saja proses nya, terus
berusaha sekuat tenaga untuk melewati proses itu. Jangan seperti waktu mata
kuliah Akmen. Karena hanya berorientasi pada nilai akhir, perjuangan dengan
belajar mati-matian hanya dilakukan semalam sebelum ujian. Namun pada saat
proses nya di tiap pertemuan, sama sekali tidak ada usaha. Beda cerita pada
mata kuliah SPM, selain mendapat nilai A, aku juga mendapat ilmu yang sangat
bermanfaat. Alhamdulillah.
0 komentar:
Posting Komentar