Rabu, 05 Mei 2010

Alunan Melodi dari Tuhan

Hawa panas menyeruak ke permukaan dan awan hitam menyelimuti langit yang berwarna biru cerah. Ini menjadi pertanda bahwa tak lama lagi tetesan air yang tak terhitung banyak nya akan turun membasahi bumi. Menyirami tanah lapang yang gersang membentuk retakan.retakan, seolah tak ada lagi air yang dapat mereka minum. Mengguyur tanaman.tanaman liar yang hampir layu karena kelaparan. Mengisi aliran.aliran sungai yang kering seiring panjangnya musim kemarau. Ya, tetesan.tetesan air itu dinamakan hujan. Hujan seolah menjadi rahmat yang luar biasa bagi semua makhluk hidup yang ada di muka bumi ini. Tanpa persediaan air, sangatlah sulit bagi mereka untuk bertahan hidup.

Hujan juga memberi makna tersendiri untuk ku pribadi. Aku merasa senang saat tau bahwa hujan akan turun. Wangi tanah yang tersiram air hujan, sangatlah khas. Wangi jalanan yang tak bisa ku temui bila musim kemarau datang. Hujan membuat hati ku merasa tenang. Suara tetesan air hujan di atas genting seolah membentuk alunan melodi yang sangat indah. Tak ada suara lain yang terdengar saat hujan turun. Ketika ku coba menutup mata, seolah.olah di dunia ini hanya ada aku dan hujan. Hujan menjadi sahabat terbaik ku disaat malam tiba dan seluruh keluarga ku sudah terlelap. Aku tidak merasa sendiri. Karena hujan ada di sekitar ku. Suara tetesan hujan, suara yang selalu membuat ku rindu. Perubahan dari gerimis sampai menjadi deras seolah menjadi tempo dalam melodi itu. Ya, sampai kapan pun aku akan tetap mencintai hujan. Setiap saat akan ku tunggu kedatangannya dengan dipayungi oleh rumah ku tercinta.

0 komentar:

Posting Komentar